![]() |
Sumber: pinterest.com |
Beberapa minggu yang lalu aku sempat dapat PR nge-review “Founder”, sebuah film dokumenter tentang awal mula terbentuknya Mcdonald’s, dan berharap selain untuk tugas setidaknya bakal ada hal yang bisa aku pelajari dan bagi di blog nantinya.
Tapi sayangnya tidak. Karena proses berdirinya yang menurutku terlalu kapitalis,
sepertinya kurang patut untuk dicontoh. Setelah itu aku jadi berpikir, apakah
semua orang ‘sukses’ berlatar belakang seperti ini? apakah jika ingin ‘sukses’
caranya memang harus se’kapitalis’ itu?
Gak lama kemudian aku ketemu dengan dokumenternya Bill Gates ini, dan
tertarik buat coba nonton. Awalnya gak ada niatan buat jadiin film dokumenter
ini sebagai bahan tulisan, tapi di tengah-tengah aku mulai sadar…
Gabisa, gabisa, ini semua harus aku bagi juga.
Sebagai pembuka ada satu poin yang paling aku notice dari seorang Bill
Gates: ia adalah tokoh dengan privilege terlengkap! Dan yang membuat aku kagum
adalah bagaimana ia mengakui hal tersebut.
Dia sadar bahwa dirinya memiliki kemampuan berpikir melebihi teman-teman
sebayanya, dia mengakui bahwa dia termasuk orang berkecukupan dan sudah hidup
nyaman sejak kecil, dia juga mengakui bahwa kesuksesannya tidak lepas dari kedua
orang tuanya yang sudah banyak berperan sejak ia kecil.
Dia gak bilang bahwa dia mulai dari nol, dia gak bilang bahwa kesuksesannya
hanya berasal dari dirinya saja, bahkan di dalam dokumenternya ia juga mengisahkan,
bahwa kesuksesannya yang sekarang tidak lepas dari peran istri serta
teman-temannya sejak SMP dulu.
Aku yang lama mungkin akan bilang, “Tuh kan dia mah enak punya privilege,
makanya bisa sukses kayak gitu”. Tapi setelah mempelajari banyak kisah
orang-orang sukses, aku jadi sadar bahwa ternyata kalimat ini hanyalah milik
mereka yang belum bisa mengakui privilege mereka sendiri.
Karena mereka yang sukses biasanya justru adalah orang-orang yang mampu melihat privilege sebagai sebuah kesempatan, lalu memaksimalkannya semaksimal yang mereka bisa.
Dari penyikapan Bill Gates atas setiap privilege-nya tersebutlah aku jadi
kembali diingatkan bahwa sudah sepatutnya kita fokus pada kelebihan-kelebihan
yang kita miliki, bukan malah sebaliknya.
Sekian dulu untuk hari ini. Kalau ada kebaikan yang kalian dapat, aku akan sangat senang jika kalian juga membagikannya ke sekitar kalian. Sampai jumpa di kesempatan berikutnya!
bisa nonton dokumenter billgates dari manaaa
BalasHapusDi Netflix ada kaak
Hapus