Hidup Terasa Berantakan: Apakah Planner Hidup Solusinya?

 

Kemarin baru aja aku dengerin podcast “Udah Jumat Lagi”-nya Bang Zahid episode bareng Kak Zhafira. Jujur setiap abis dengerin Kak Zhafira pasti aku selalu jadi termotivasi untuk mulai bikin planner hidup; rencana jelas setidaknya untuk 5-10 tahun lagi. Tapi setelah dipikir-pikir, apa iya aku harus ikutin konsep ini? Apa gabisa aku tetap hidup let it flow aja?

Sejak SMP aku tipe yang suka bikin rencana sejauh mungkin. Tahun depan mau gimana, tahun depannya lagi, sampai bahkan 10 tahun kedepan pun pernah aku buat. Tapi di akhir SMA aku mulai bertanya-tanya, kenapa harus selalu terikat dengan rencana? Bukankah akan lebih lega jika bisa hidup tanpa rencana? Toh Allah sudah siapkan rencana terbaik untuk setiap hambaNya, bukan? Begitu pikirku. 

Pemikiran ini berakhir dengan aku memulai tahun kuliah dengan nol rencana. Berangkat ke negeri orang tanpa tahu kota yang akan kutinggali seperti apa, sistem pembelajarannya akan bagaimana, bahkan tanpa tahu nanti aku akan kuliah atau tidak. Yang aku tahu, kalau dapat kuliah aku akan lanjut, jika tidak berarti aku akan pulang. Keduanya terdengar baik-baik saja untuk aku saat itu.

Tapi ternyata aku bukan tipe yang bisa lepas gitu aja dari rencana. Walaupun ga pernah lagi punya rencana jangka panjang, tapi terlalu sulit ternyata untuk ga punya gambaran akan apa di hari esok. Maka dari situ aku mulai punya planner jangka pendek, apa yang akan aku lakukan besok, seminggu kedepan, atau sebulan kedepan jika sedang ada ‘projek’ tertentu. Tapi di luar itu, aku mulai tidak memikirkan lagi akan seperti apa bentuk hidupku setahun, atau bahkan 5 tahun kedepan. Hanya menyiapkan diri atas setiap ‘kejutan’ yang akan diberikanNya.

Dan mana yang lebih baik? Menurutku gaada jawabannya. Karena setiap orang pasti berbeda, tergantung cocoknya yang mana. Untuk saat ini aku sendiri masih menikmati punya planner jangka pendek aja, tapi gak menutup kemungkinan kedepannya akan buat planner hidup jangka panjang lagi. Tapi di luar itu, yang aku dapatkan adalah adanya kesamaan dari kedua cara; bergerak.

Mau itu buat planner jangka panjang/pendek/ga sama sekali, bukankah fakta bahwa kita merasa hidup kita berantakan adalah sebuah tanda bahwa kita punya bayangan atas hidup yang tidak berantakan? Maka satu-satunya solusi dari ‘berantakan’nya hidup kita adalah bergerak ke arah hidup lebih ‘rapih’ yang ada di bayangan kita tersebut.

Jadi mungkin berantakan yang kalian rasakan layaknya yang juga aku rasakan bukanlah pertanda buruk, melainkan pertanda baik bahwa kita sedang diberikan kesempatan untuk berubah, menjadi lebih baik. Dan menurutku solusi tersebut tidak harus selalu berbentuk planner hidup, tapi kepastian bahwa besok kita akan terus bergerak ke arah yang lebih baik.

Sekian dulu untuk hari ini. Kalau ada kebaikan yang kalian dapat, aku akan sangat senang jika kalian juga membagikannya ke sekitar kalian. Sampai jumpa di kesempatan berikutnya! 


Komentar