Menemukan Potensi Diri 07: Piramida Maslow dan Ajaran Rasulullah

Sumber: pinterest

Ini hal paling menariknya. 

Sebelumnya sudah disebutkan bahwa seseorang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri adalah mereka yang fokus hidupnya sudah berada pada Self Actualization. Sedangkan Self Actualization sendiri adalah kebutuhan teratas dari piramida Maslow.

Yang artinya apa? Berarti sudah ada 4 kebutuhan sebelumnya yang telah terpenuhi oleh proses pencarian potensi diri ini.  

Misal saat bahas kebutuhan dasar manusia; sandang, papan, dan pangan, yang letaknya berada di paling dasar piramida. Kebutuhan yang jika kebutuhan ini saja belum selesai, maka kebutuhan di atasnya juga tidak akan bisa terpenuhi.

“Berarti untuk bisa terpenuhi dengan baik kita harus jadi kaya dulu dong?” 

Jika persepsi kalian adalah ini, berarti masih ada yang salah pada self ideal yang kalian bangun. Mungkin sebenarnya gak salah, karena setiap orang punya kebebasan untuk menetapkan standarnya sendiri.

Tapi jika dibiarkan, maka kalian akan sibuk untuk memenuhi kebutuhan dasar saja. Kalian akan terjebak untuk terus mencari uang dan uang untuk memenuhi kebutuhan yang kalian anggap sebagai kebutuhan dasar tersebut; karena standar yang kalian tetapkan begitu tinggi.

Sedangkan Rasulullah mengajarkan kita untuk mudah merasa cukup. Misal saat dirinya bertanya, “Apakah ada yang bisa dimakan?” kepada Aisyah r.a., dan saat jawabannya adalah tidak, beliau akan berpuasa. 

Bukan berarti kita harus menerapkan sama persis seperti beliau, tapi kita diajarkan untuk mudah merasa cukup pada hal-hal yang sederhana. Karena hanya dengan begitu, fokus kita akan tersedia untuk hal yang lebih besar, dari sekedar memenuhi kebutuhan dasar. 

Atau misal kebutuhan selanjutnya yaitu keamanan. Apakah orang Palestina aman? Kalian semua pasti setuju kalau keadaan mereka tidak aman. Tapi keadaan tersebut tidak menghentikan proses perjuangan mereka. Bahkan tidak sedikit yang tetap berkarya di tengah-tengah segala ke-gak amanan yang mereka rasakan.

Dari sini kita belajar bahwa pada akhirnya letak terpenuhinya kebutuhan tidak hanya pada apa yang terlihat oleh fisik. Tapi lebih kepada apa yang kita tetapkan sebagai standar pemenuhannya. 

Pilihannya ada pada kita, mau disibukan oleh apa?

Apakah hal-hal dasar, atau hal yang lebih besar. Jika memang pilihannya adalah hal-hal besar, berarti apa yang dibutuhkan untuk cepat sampai ke sana akan kita selesaikan secepat mungkin; entah itu soal makanan, keamanan, kenyamanan, dan lain sebagainya.

Mudah merasa cukup tentu menjadi solusi paling cepat untuk mencapai hal tersebut. Lagi-lagi bukan berarti kita tidak diperbolehkan untuk menjadi kaya, tapi tentang bagaimana kita menaruh prioritas dengan baik. Jika tidak punya, ya jangan memaksakan dan malah terjebak di bawah.

"Mudahlah merasa cukup pada hal-hal dasar, agar bisa cepat fokus berkarya sebagai bentuk aktualisasi diri kita." Kurang lebih begitu intinya. 

Komentar