Menemukan Potensi Diri 06: Menjadikan Tanggung Jawab Sebagai Tantangan, Bukan Lagi Beban

Sumber: pinterest

Kalian tim yang mana saat mendapatkan tugas, apakah merasa dapat beban atau tantangan?

Aku pernah merasakan ada di posisi keduanya, saat memandang amanah sebagai beban, dan saat memandang amanah sebagai ajang aku bertumbuh. Entah apakah bagiku saat itu faktor internal atau eksternal yang mempengaruhi, tapi mari bahas dari faktor internal.

Ternyata ini ada hubungannya dengan self esteem yang dimiliki seseorang. Disaat seseorang sudah selesai dengan dirinya sendiri, berkarya bukan lagi karena penilaian orang, maka fokus hidupnya sudah berada pada Self Actualization.

Menurut Wikipedia, Self Actualization atau aktualisasi diri adalah keinginan seseorang untuk menggunakan semua kemampuan dirinya untuk mencapai apapun yang mereka inginkan. Orang-orang seperti ini cenderung akan memiliki pertanyaan, apa manfaat yang bisa aku berikan kepada sekitar?

Mereka akan berani mengambil tanggung jawab saat melihat ada kesempatan, karena mereka paham bahwa satu-satunya cara untuk bisa memberikan manfaat terbesar adalah dengan berperan, dan berperan berarti berani mengambil tanggung jawab.

Tanggung jawab tidak selalu berarti peran yang besar. Bisa jadi hanya sekedar pelukis yang terdengar tidak ada hubungannya sama sekali dengan dakwah misalnya. Tapi dia berani mengambil tanggung jawab untuk melukis hal-hal yang berhubungan dengan Palestina meskipun melihat dari situasinya hal tersebut bisa membahayakan nyawanya.

Itu tanggung jawab.

Atau sekedar tukang suruh di sebuah kantor misalnya, yang pekerjaannya mungkin terlihat sangat remeh. Tapi karena tanggung jawab yang ia tunjukan atas pekerjaannya, ia berhasil dilihat sebagai orang yang terpercaya oleh atasannya dan mendapatkan kesempatan pekerjaan yang lebih baik.

Itupun tanggung jawab.

Jadi maksud tanggung jawab di sini bukan sekedar soal peran apa yang sedang kita jalankan ataupun dapatkan. Tapi tentang bagaimana kita menjalankan peran tersebut. Karena bisa jadi ada dua orang yang sama-sama mengambil tanggung jawab, tapi yang satu menjalaninya dengan berat hati, disaat yang satunya dengan senang hati.

Perbedaannya ada pada pola pikir, yang lahirnya dari bagaimana seseorang memandang potensi dirinya sendiri. Seseorang yang sudah berhasil menemukan potensi dirinya dan ingin terus berperan untuk mengembangkan potensi tersebut, cenderung akan menjalankan perannya dengan senang hati.

Karena mereka paham bahwa hasil ‘pekerjaan’nya tersebut tidak hanya akan memberikan manfaat untuk orang lain, tapi juga untuk dirinya sendiri. Mereka paham, bahwa dengan memberi itulah mereka justru akan tumbuh lebih baik lagi dan lagi.

Pola pikir mereka saat berperan adalah apa yang bisa aku beri kepada sekitar? Bukan apa yang bisa aku dapatkan dari sekitar? 

Jika kalian sudah berada pada tahap ini, selamat. Tapi jika belum dan sedang berproses, tak apa. Karena berani berprosespun adalah sebuah pencapaian.

Komentar