![]() |
Sumber: pinterest |
Aku pernah merasakan ada di posisi keduanya, saat memandang
amanah sebagai beban, dan saat memandang amanah sebagai ajang aku bertumbuh. Entah
apakah bagiku saat itu faktor internal atau eksternal yang mempengaruhi, tapi
mari bahas dari faktor internal.
Ternyata ini ada hubungannya dengan self esteem yang
dimiliki seseorang. Disaat seseorang sudah selesai dengan dirinya sendiri,
berkarya bukan lagi karena penilaian orang, maka fokus hidupnya sudah berada
pada Self Actualization.
Menurut Wikipedia, Self Actualization atau aktualisasi
diri adalah keinginan seseorang untuk menggunakan semua kemampuan dirinya
untuk mencapai apapun yang mereka inginkan. Orang-orang seperti ini cenderung
akan memiliki pertanyaan, apa manfaat yang bisa aku berikan kepada sekitar?
Mereka akan berani mengambil tanggung jawab saat melihat ada
kesempatan, karena mereka paham bahwa satu-satunya cara untuk bisa memberikan manfaat terbesar adalah
dengan berperan, dan berperan berarti berani mengambil tanggung jawab.
Tanggung jawab tidak selalu berarti peran yang besar. Bisa jadi
hanya sekedar pelukis yang terdengar tidak ada hubungannya sama sekali dengan
dakwah misalnya. Tapi dia berani mengambil tanggung jawab untuk melukis hal-hal
yang berhubungan dengan Palestina meskipun melihat dari situasinya hal tersebut
bisa membahayakan nyawanya.
Itu tanggung jawab.
Atau sekedar tukang suruh di sebuah kantor misalnya, yang pekerjaannya
mungkin terlihat sangat remeh. Tapi karena tanggung jawab yang ia tunjukan atas
pekerjaannya, ia berhasil dilihat sebagai orang yang terpercaya oleh atasannya
dan mendapatkan kesempatan pekerjaan yang lebih baik.
Itupun tanggung jawab.
Jadi maksud tanggung jawab di sini bukan sekedar soal peran apa yang sedang kita jalankan ataupun dapatkan. Tapi tentang bagaimana kita menjalankan peran tersebut. Karena bisa jadi ada dua orang yang sama-sama mengambil tanggung jawab, tapi yang satu menjalaninya dengan berat hati, disaat yang satunya dengan senang hati.
Perbedaannya ada pada pola pikir, yang lahirnya dari bagaimana seseorang memandang potensi dirinya sendiri. Seseorang yang sudah berhasil menemukan potensi dirinya dan ingin terus berperan untuk mengembangkan potensi tersebut, cenderung akan menjalankan perannya dengan senang hati.
Karena mereka paham bahwa hasil ‘pekerjaan’nya tersebut tidak
hanya akan memberikan manfaat untuk orang lain, tapi juga untuk dirinya
sendiri. Mereka paham, bahwa dengan memberi itulah mereka justru akan tumbuh
lebih baik lagi dan lagi.
Pola pikir mereka saat berperan adalah apa yang bisa aku beri kepada sekitar? Bukan apa yang bisa aku dapatkan dari sekitar?
Jika kalian
sudah berada pada tahap ini, selamat. Tapi jika belum dan sedang berproses, tak
apa. Karena berani berprosespun adalah sebuah pencapaian.
Komentar
Posting Komentar