Menemukan Potensi Diri 03: Kenapa Tujuanku Terasa Begitu Jauh?

Sumber: pinterest

Jika sebelumnya kalian sudah mendefinisikan realita dengan jujur, yang dibutuhkan selanjutnya adalah menetapkan gambaran ideal yang kalian inginkan, atau simpelnya ekspektasi kalian terhadap diri kalian sendiri.

Misal kayak karakterku yang sensitif. Jika sebelumnya aku telah mendefinisikan bahwa dengan karakter sensitif tersebut aku jadi mudah tersinggung, aku punya gambaran ideal yaitu bodo amat dengan perkataan orang lain.

Agar efektif, kita perlu melakukan ini dengan menggunakan Opportunities (kesempatan) dan Threats (ancaman) dari konsep SWOT. Misal kesempatanku dalam bodo amat dengan perkataan orang adalah dengan menyeleksi siapa saja yang komentarnya boleh aku pertimbangkan?

Karenakan gak bisa juga semua perkataan orang kita tolak; kalau gitu kita gak akan bertumbuh. Jadi solusinya adalah mendengarkan mereka yang benar-benar kenal aku dan akupun kenal mereka, lalu mengabaikan komentar orang-orang yang hanya datang selewat.

‘Ancaman’nya adalah proses yang gak akan mudah. Karena aku tahu bahwa aku sensitif, maka proses penyeleksian komentar yang boleh aku pertimbangkan dan tidak akan memakan waktu yang mungkin cukup lama.

Nah jarak antara realita dan ekspektasi yang aku punya itulah yang menggambarkan sebesar apa self esteem yang aku miliki.  Jadi apakah faktor self esteem rendah itu karena ekspektasi kita terhadap diri sendiri terlalu tinggi? Bisa iya dan bisa tidak.

Iya karena bisa jadi saat kita jabarkan antara Opportunities (kesempatan) dan Threats (ancaman), lebih besar Threats-nya, sehingga terlalu sulit untuk digapai. Dan bisa juga tidak, karena bisa jadi yang salah bukanlah ekspektasi kita yang terlalu tinggi, melainkan realita yang kita gambarkan terlalu rendah.

Entah itu karena gak percaya diri atau hanya karena gak yakin, kita jadi mendefinisikan diri kita sendiri lebih rendah dari kemampuan yang benar-benar kita miliki. Sehingga kita merasa diri kita rendah sekali saat ekspektasi sederhana saja terasa begitu jauh dengan realita yang ada. Padahal kita hanya butuh lebih jujur saja dalam memandang diri.  

Tapi apa berarti kita gak boleh punya ekspektasi yang terlalu tinggi ke diri sendiri? Jawabannya iya. Karena nanti akan berpengaruh langsung ke self esteem. 

Gak salah untuk memiliki tujuan yang tinggi, tapi jangan samakan antara tujuan dengan ekspektasi yang kita tetapkan terhadap diri sendiri. Karena ekspektasi yang terlalu tinggi, akan menjauhkan jarak antara ideal self dengan self image kita, sehingga nantinya yang kita rasakan adalah putus asa.

Sedangkan jika kita memiliki ekspektasi yang dapat tergapai, lalu jarak antara ideal self dengan self image kita mendekat sedikittt saja, self esteem kita akan ikut meningkat, dan motivasi kita untuk mencapainya akan terus menerus meningkat seiring berjalannya waktu.

Kalau masih bingung, contohnya gini: Mawar memiliki berat badan 64 kg, ideal yang dia inginkan adalah 50 kg. Opportunities-nya adalah dengan diet dan olahraga, Threats-nya adalah dia gak bisa nahan makan dan gak biasa olahraga.

Karena prosesnya yang terlalu sulit, makin hari Mawar malah merasa targetnya makin gak tergapai. Sehingga bukannya antara ideal self dengan self image mendekat, tapi malah menjauh. Sehingga self esteem-nya juga ikut menurun.

Akan berbeda jika Mawar mengganti target idealnya menjadi “lari setiap hari dan mengurangi makan cemilan”, karena Threats yang ada pada dirinya adalah gak bisa nahan makan dan gak biasa olahraga, target tersebut akan menjawab keduanya.

Sehingga saat di tengah prosesnya berat badan Mawar mulai turun sedikit demi sedikit, self esteem-nya akan ikut bertambah. Karena apa? Karena jarak self image dan ideal self-nya Mawar mulai mendekat. Dengan begitu ia juga akan semakin percaya diri dalam menggapai tujuan tersebut.

Jadi begitu juga dengan target-target yang kalian miliki. Jika semakin hari kok kayaknya kalian semakin gak percaya diri, mungkin yang salah bukan ada pada kemampuan kalian, melainkan bentuk ekspektasi yang kalian tetapkan kepada diri sendiri.   

Semoga penjelasan konsep ini sudah cukup sederhana untuk bisa kalian pahami. Jika belum, akan coba kubahas dengan konsep yang lebih sederhana di tulisan selanjutnya.

Komentar