![]() |
Sumber: pinterest |
Sebagai manusia kita sama-sama tahu kalau kita diciptakan
berbeda, tentu dengan bakat serta potensinya masing-masing. Tapi apakah kalian
suka mempertanyakan, kenapa kok aku gak sehebat mereka?
Ada sebuah konsep yang mengatakan bahwa definisi masalah itu
adalah jarak antara ekspektasi dan realita. Semakin jauh jarak antara keduanya,
maka semakin besar juga masalah tersebut. Ternyata konsep ini berlaku juga pada
self esteem atau harga diri kita sendiri.
Pandangan apakah kita hebat atau tidak seperti
pertanyaan “kenapa kok aku gak sehebat
mereka?” termasuk kepada self esteem. Ini muncul dari jarak antara self
image (citra diri) dan ideal self (harapan terhadap diri sendiri);
semakin jauh jarak antara keduanya, maka akan semakin rendah juga self
esteem yang akan dimiliki orang tersebut.
Misal harapan terhadap diri sendiri kalian adalah berbadan
kurus, tapi citra diri atau realita yang ada adalah kalian berbadan gemuk.
Jarak inilah yang akan menentukan self esteem kalian. Begitu juga
sebaliknya, semakin dekat jarak keduanya, maka akan semakin tinggi self
esteem yang kalian miliki.
Tapi ada satu faktor yang biasa dijadikan seseorang sebagai ukuran self esteem yang asalnya bukan dari besaran jarak tersebut, melainkan dari eksternal atau dari luar dirinya sendiri. Misalnya seseorang yang:
Baru akan merasa hebat, kalau ada orang lain yang memuji.
Baru akan merasa tinggi, jika ada orang lain yang berada di
bawahnya.
Baru akan merasa dirinya keren, jika pakai barang atau
produk tertentu.
Ini disebut dengan Self Esteem Contingen, harga diri
yang disandarkan pada hal eksternal. Ini adalah konsep terburuk yang seseorang
bisa pakai untuk menentukan harga diri, dirinya sendiri. Tapi sayangnya juga, konsep
ini yang paling banyak dipakai oleh kebanyakan orang dengan alasan lebih mudah.
Jika ingin merasa hebat, ia akan mencari perhatian serta
pujian dari sebanyak mungkin orang.
Jika ingin merasa tinggi, ia cari orang-orang yang
kemampuannya di bawah mereka.
Jika ingin merasa keren, ia cari barang branded yang
ia rasa bisa menaikan harga dirinya.
Alasannya sesederhana karena gak perlu usaha lebih, bisa
didapatkan dengan cepat, dan hasilnya memuaskan. Akan sangat berbahaya jika
kalian memakai konsep ini sebagai takaran self esteem. Karena dengan
begitu kalian akan mudah merasa tinggi, tapi di saat yang bersamaan juga akan
sangat mudah merasa rendah.
Misal sekalinya tidak mendapatkan reaksi sesuai dengan yang kalian
inginkan dari sekitar, maka self esteem kalian juga akan langsung turun.
Inilah kenapa, jangan sampai kita menaruh parameter self esteem kita, pada
sesuatu yang ada di luar kendali diri kita sendiri.
Lalu bagaimana dengan pertanyaan “kenapa kok aku gak sehebat
mereka?” yang seringkali terlintas, coba tanyakan pada diri kalian sendiri
apakah pertanyaan tersebut didasarkan pada kompetensi, atau hanya sekedar
hal-hal fisik yang dimiliki oleh orang lain?
Jika jawabannya adalah hal-hal fisik, maka yang perlu kalian
ubah adalah sudut pandang kalian terhadap self esteem itu sendiri. Tapi
jika jawabannya adalah kompetensi serta bakat, maka yang kalian perlukan adalah
mengenali diri sendiri lebih dalam lagi.
Komentar
Posting Komentar