Menemukan Potensi Diri 01: Kenapa Orang Lain Hebat dan Aku Tidak?

Sumber: pinterest

Sebagai manusia kita sama-sama tahu kalau kita diciptakan berbeda, tentu dengan bakat serta potensinya masing-masing. Tapi apakah kalian suka mempertanyakan, kenapa kok aku gak sehebat mereka?

Ada sebuah konsep yang mengatakan bahwa definisi masalah itu adalah jarak antara ekspektasi dan realita. Semakin jauh jarak antara keduanya, maka semakin besar juga masalah tersebut. Ternyata konsep ini berlaku juga pada self esteem atau harga diri kita sendiri.

Pandangan apakah kita hebat atau tidak seperti pertanyaan  “kenapa kok aku gak sehebat mereka?” termasuk kepada self esteem. Ini muncul dari jarak antara self image (citra diri) dan ideal self (harapan terhadap diri sendiri); semakin jauh jarak antara keduanya, maka akan semakin rendah juga self esteem yang akan dimiliki orang tersebut.

Misal harapan terhadap diri sendiri kalian adalah berbadan kurus, tapi citra diri atau realita yang ada adalah kalian berbadan gemuk. Jarak inilah yang akan menentukan self esteem kalian. Begitu juga sebaliknya, semakin dekat jarak keduanya, maka akan semakin tinggi self esteem yang kalian miliki.

Tapi ada satu faktor yang biasa dijadikan seseorang sebagai ukuran self esteem yang asalnya bukan dari besaran jarak tersebut, melainkan dari eksternal atau dari luar dirinya sendiri. Misalnya seseorang yang:

Baru akan merasa hebat, kalau ada orang lain yang memuji.

Baru akan merasa tinggi, jika ada orang lain yang berada di bawahnya.

Baru akan merasa dirinya keren, jika pakai barang atau produk tertentu.

Ini disebut dengan Self Esteem Contingen, harga diri yang disandarkan pada hal eksternal. Ini adalah konsep terburuk yang seseorang bisa pakai untuk menentukan harga diri, dirinya sendiri. Tapi sayangnya juga, konsep ini yang paling banyak dipakai oleh kebanyakan orang dengan alasan lebih mudah.   

Jika ingin merasa hebat, ia akan mencari perhatian serta pujian dari sebanyak mungkin orang.

Jika ingin merasa tinggi, ia cari orang-orang yang kemampuannya di bawah mereka.

Jika ingin merasa keren, ia cari barang branded yang ia rasa bisa menaikan harga dirinya.

Alasannya sesederhana karena gak perlu usaha lebih, bisa didapatkan dengan cepat, dan hasilnya memuaskan. Akan sangat berbahaya jika kalian memakai konsep ini sebagai takaran self esteem. Karena dengan begitu kalian akan mudah merasa tinggi, tapi di saat yang bersamaan juga akan sangat mudah merasa rendah.

Misal sekalinya tidak mendapatkan reaksi sesuai dengan yang kalian inginkan dari sekitar, maka self esteem kalian juga akan langsung turun. Inilah kenapa, jangan sampai kita menaruh parameter self esteem kita, pada sesuatu yang ada di luar kendali diri kita sendiri.

Lalu bagaimana dengan pertanyaan “kenapa kok aku gak sehebat mereka?” yang seringkali terlintas, coba tanyakan pada diri kalian sendiri apakah pertanyaan tersebut didasarkan pada kompetensi, atau hanya sekedar hal-hal fisik yang dimiliki oleh orang lain?

Jika jawabannya adalah hal-hal fisik, maka yang perlu kalian ubah adalah sudut pandang kalian terhadap self esteem itu sendiri. Tapi jika jawabannya adalah kompetensi serta bakat, maka yang kalian perlukan adalah mengenali diri sendiri lebih dalam lagi. 

Komentar