Aku Kira Datang Sebagai Harapan, Ternyata Sebagai Ujian


Awal tahun baru kemarin banyak banget yang buat highlight tahunannya sebagai penuntup 2024, dan aku penasaran, apa perlu aku buat juga?

Ternyata aku gak setertarik itu untuk buat highlight, apalagi harus memilih momen dari setiap bulan. Tapi setelah menimbang apakah satu kejadian ini bisa jadi hightlight, aku rasa akan seru jika sekalian aku ceritakan.

Kalau kalian tanya apa hightlightku di tahun 2024? Mungkin kebanyakan kalian akan mengira jawabanku adalah wisuda. Tapi bukan, justru kejadian ini terjadi setelahnya. Sekitar sebulan setelah aku selesai wisuda.

Ada seseorang yang melemparkan pertanyaan, “Bagaimana menurutmu soal pernikahan?” Aku bilang tak masalah sama sekali, langsung saja datang ke rumah kalau memang serius.

Pertama orang ini gak terlalu begitu kenal aku. Kedua, siapa juga yang rela mau sampai datang ke rumah dalam keadaan belum terlalu kenal aku? Begitu pikirku. Tapi kalian tahu apa yang terjadi? Orang ini benar-benar datang ke rumah.

Bagiku ini nilai plus tersendiri. Tembok tertinggi pertama yang sudah aku bangun telah berhasil ia runtuhkan. Orangtuaku sudah oke. Akupun sudah terbuka dengan segala kemungkinan dan resikonya. Tinggal lanjut ke tahap selanjutnya: taaruf lebih lanjut.

Singkat cerita di tengah jalan pihak sana bertanya, apakah aku siap jika harus menunggu setahun? Jawabanku tentu tidak. Dan prosespun selesai.

Mungkin cerita ini terdengar singkat dan sederhana. Tapi di saat yang bersamaan, telah berhasil menyita sebagian besar waktu berpikirku. Kenapa harus datang jika memang akhirnya seperti itu? Padahal di awal aku sudah bilang bahwa silakan datang jika memang sudah siap, dan dia membatalkan karena alasan ke‘belum siap’annya.   

Aku berkali-kali menyayangkan kenapa kejadian ini harus terjadi. Sambil berkali-kali juga mengingatkan diri atas moto hidup yang (sedang terus berusaha) aku pegang: semua pasti sudah yang terbaik, jika terlihat tidak maka itulah yang terbaik.

Tapi apa? Apa yang aku dapatkan dari kejadian tersebut? Apa pelajaran yang bisa aku ambil? Apa hikmah yang bisa aku petik? Kebaikan apa yang ada di balik kejadian ini?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut cukup menghantui aku begitu lama. Sampai akhirnya di akhir tahun kemarin aku sudah berhasil berdamai, mengambil hikmahnya, dan memulai tahun ini dengan semangat dan energi baru.

Pada akhirnya beberapa bulan terakhir jadi bulan terbanyak aya kembali mengenal dirinya sendiri. Mulai berdiskusi dengan diri sendiri soal pertanyaan-pertanyaan seperti, Aya seperti apa yang ingin aya hidupi? Hidup seperti apa yang aya inginkan? Nilai-nilai apa yang akan selalu aya jadikan pegangan? dan lain sebagainya.

Karena hanya dengan proses tersebut, pertanyaan “partner seperti apa yang aya butuhkan?” baru akan bisa terjawab.

Toh pada akhirnya tahun 2024 aya kemarin bisa ditutup dengan penuh perenungan atas dirinya sendiri. Mungkin kejadian tersebut memang amat bisa disayangkan, tapi aku rasa kejadian tersebut juga lah yang akhirnya membuatku yakin untuk kembali melangkah lebih jauh lagi di 2025 ini.

Makanya sekarang aku berani bilang, bahwa kejadian tersebut adalah highlightku di tahun di 2024, bagaimana dengan kalian? Apa highlight kalian di tahun 2024 kemarin?

Komentar