4 tahun terakhir hidupku mengalami perubahan fase yang cukup signifikan. Dimulai dari dipertemukan dengan manisnya iman saat 17 tahun, dikenalkan dengan makna pertemanan saat 18 tahun, banyak explore perkontenan saat 19 tahun, dan di tutup dengan proyek konsisten menulis di tahun ini, saat 20 tahun.
Kalau kalian tanya aku punya target apa di 21 tahun ini?
Waktu itu aku pernah ikut semacam ‘workshop’ waktu SMA, salah satu aktifitasnya adalah “membuat rencana hidup jangka panjang” dan aku menargetkan menikah sebagai pencapaian di tahun 2024 saat berumur 21 tahun.
Tapi kenyataannya belum ada apapun yang bau-baunya akan mengarah ke sana dalam waktu dekat ini, dan akupun lega karena gak terlalu ambil pusing juga soal itu.
Sejujurnya aku belum punya bayangan sama sekali akan seperti apa 21-ku nantinya. Tapi mengaca setahun ke belakang, aku jadi ingin punya setidaknya karya baru untuk bisa menyebarkan manfaat lebih luas lagi.
Selain jadi ajang menebar manfaat, karya tersebut juga akan jadi jejak tersendiri untuk perjalanan hidupku, sebagaimana ‘haytwenty’ menjadi jejak perjalanan di 20 tahunku.
Ketakutan atas quarter life crisis yang aku jadikan topik pembuka di blog ini pun akhirnya menemukan jawabannya, bahwa aku tidak mengalaminya setahun ke belakang. Entah karena tidak atau belum, aku tetap bersyukur.
Kalau kalian tanya apa sebabnya? Sejauh ini jawaban yang bisa aku berikan (mungkin) adalah tujuan. Aku tahu ke mana aku sedang mengarah dan nilai apa yang aku bawa disepanjang perjalannya.
Meski begitu aku tetap gak menutup kemungkinan kalau ternyata ke depannya harus berhadapan dengan quarter life crisis. Tapi selama tujuan dan nilai yang aku pegang aman, aku rasa semuanya akan baik-baik saja.
Ada banyak hal yang aku pelajari setahun ke belakang, dan aku sangat senang bisa membagikannya juga ke kalian, siapapun yang jadi pembaca tulisanku. Salah satu hal yang aku pelajari adalah fakta bahwa ternyata akan selalu ada hal yang bisa dibagi dari hidup kita, meski itu hanya sebuah cerita.
Tak hanya itu, aku juga berkali-kali belajar kembali untuk meluruskan niat; apa sebenarnya tujuan aku berkarya? Apa yang sebenarnya aku cari? Apakah agar dibaca, atau tulus untuk berbagi manfaat? Apakah jika pembacanya sedikit aku jadi berhenti?
Pertanyaan-pertanyaan yang selalu berulang, meski sudah pernah aku jawab sebelumnya.
Jadi harapan tersendiri untuk ke depannya, semoga akan terus berkarya terlepas dari berapapun jumlah penikmatnya. Entah akan dalam bentuk apa, tapi mohon doanya teman-teman, semoga sisa umurku, yang entah tinggal berapa lama ini, bisa aku gunakan untuk menebar manfaat yang lebih luas lagi dan lagi ke depannya.
Aamiin yaa rabb.
Sekian dulu untuk hari ini. Kalau ada kebaikan yang kalian dapat, aku akan sangat senang jika kalian juga membagikannya ke sekitar kalian. Sampai jumpa di kesempatan berikutnya!
Komentar
Posting Komentar