“Bantu aku mencintai jalan pulang”
Sepotong lirik dari lagu Tanpa Aku-nya Panji Sakti yang
mengingatkan aku dengan perjalanan dalam menemukan jawaban dari pertanyaan, mau
seperti apa matiku nanti?
Di awal perjalanan aku menemukan fakta bahwa ujian hidup
adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Apalagi jika ingin menjadikan surga
sebagai tujuan setelah mati, karena begitulah para pendahulu kita yang sudah
dijanjikan surga; jalannya tidak mudah.
Dari situ aku punya tekad untuk menjadi kuat. Bagaimana caranya
agar setiap ujian itu datang, aku sudah siap menghadapinya, dan tidak akan
menghindar ataupun berandai-andai sekiranya ujian tersebut tidak pernah ada.
Singkat cerita ternyata aku salah. Menjadi kuat bukanlah jawabannya.
Aku justru menemukan jawaban tersebut saat sedang jatuh sejatuh-jatuhnya. Saat
berada di titik terendah. Saat di mana aku menyadari, bahwa aku lemah.
Saat itulah aku paham bahwa apa-apa yang terjadi adalah atas
izinNya. Begitu juga dengan apa-apa yang mampu aku lakukan dalam mengatasinya,
juga atas izinNya.
Aku paham bahwa aku tak akan pernah benar-benar mampu jika
hanya mengandalkan diri sendiri. Karena pada faktanya aku justru merasa kuat
bukan setelah aku melatih diri, tapi justru setelah sebelumnya aku menyerah dan
berserah bahwa aku tidak mampu lagi.
Kalimat ‘bantu aku mencintai jalan pulang’ mengandung makna
yang begitu dalam bagiku pribadi. Sulitnya jalan pulang membuat kebanyakan kita
mungkin akan sulit untuk menyukainya, apalagi sampai mencintainya.
Pun dengan kemampuan kita dalam mengusahakannya, kita
terlalu lemah jika mengandalkan diri sendiri. Maka untuk sekedar mencintai
jalannya saja, kita perlu meminta bantuan kepadaNya.
Entah akan seperti apa ‘pulang’ku nanti. Iya keinginan atas khusnul
khatimah pasti ada, tapi untuk bisa mencapai hal tersebut ada beberapa
pertanyaan yang sampai sekarang masih menjadi bagian dari perjalanan,
- Pencapaian apa saja yang ingin dijadikan legacy setelah mati?
- Keadaan seperti apa yang seandainya itu sudah dicapai, mati saat itupun tidak apa?
Bukan hal mudah memang. Tapi semoga kita semua, bisa
mencintai jalan pulang milik kita masing-masing, sesulit apapun perjalanan
tersebut.
Sekian dulu untuk hari ini. Kalau ada kebaikan yang kalian dapat, aku akan sangat senang jika kalian juga membagikannya ke sekitar kalian. Sampai jumpa di kesempatan berikutnya!
Komentar
Posting Komentar