Bersiap untuk Pulang

Sumber: pinterest.com

“Bantu aku mencintai jalan pulang”

Sepotong lirik dari lagu Tanpa Aku-nya Panji Sakti yang mengingatkan aku dengan perjalanan dalam menemukan jawaban dari pertanyaan, mau seperti apa matiku nanti?

Di awal perjalanan aku menemukan fakta bahwa ujian hidup adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Apalagi jika ingin menjadikan surga sebagai tujuan setelah mati, karena begitulah para pendahulu kita yang sudah dijanjikan surga; jalannya tidak mudah.

Dari situ aku punya tekad untuk menjadi kuat. Bagaimana caranya agar setiap ujian itu datang, aku sudah siap menghadapinya, dan tidak akan menghindar ataupun berandai-andai sekiranya ujian tersebut tidak pernah ada.

Singkat cerita ternyata aku salah. Menjadi kuat bukanlah jawabannya. Aku justru menemukan jawaban tersebut saat sedang jatuh sejatuh-jatuhnya. Saat berada di titik terendah. Saat di mana aku menyadari, bahwa aku lemah.

Saat itulah aku paham bahwa apa-apa yang terjadi adalah atas izinNya. Begitu juga dengan apa-apa yang mampu aku lakukan dalam mengatasinya, juga atas izinNya.

Aku paham bahwa aku tak akan pernah benar-benar mampu jika hanya mengandalkan diri sendiri. Karena pada faktanya aku justru merasa kuat bukan setelah aku melatih diri, tapi justru setelah sebelumnya aku menyerah dan berserah bahwa aku tidak mampu lagi.

Kalimat ‘bantu aku mencintai jalan pulang’ mengandung makna yang begitu dalam bagiku pribadi. Sulitnya jalan pulang membuat kebanyakan kita mungkin akan sulit untuk menyukainya, apalagi sampai mencintainya.

Pun dengan kemampuan kita dalam mengusahakannya, kita terlalu lemah jika mengandalkan diri sendiri. Maka untuk sekedar mencintai jalannya saja, kita perlu meminta bantuan kepadaNya.

Entah akan seperti apa ‘pulang’ku nanti. Iya keinginan atas khusnul khatimah pasti ada, tapi untuk bisa mencapai hal tersebut ada beberapa pertanyaan yang sampai sekarang masih menjadi bagian dari perjalanan,

  •         Pencapaian apa saja yang ingin dijadikan legacy setelah mati?
  •         Keadaan seperti apa yang seandainya itu sudah dicapai, mati saat itupun tidak apa?

Bukan hal mudah memang. Tapi semoga kita semua, bisa mencintai jalan pulang milik kita masing-masing, sesulit apapun perjalanan tersebut.

Sekian dulu untuk hari ini. Kalau ada kebaikan yang kalian dapat, aku akan sangat senang jika kalian juga membagikannya ke sekitar kalian. Sampai jumpa di kesempatan berikutnya!

 

 

Komentar