Aku Kembali Merantau

Tulisan lama yang sempat terkubur. Setelah baca lagi akhirnya sekarang bisa bilang, “Aku sudah selesaikan tanggung jawabku ya Allah”.  

Bandara King Abdul Aziz | 26 September 2023 | 05:23/01:23 waktu setempat.

“Udah siap belum kak?” adalah pertanyaan ayah yang belum juga bisa aku jawab sampai di bandara tadi malam. Jujur bagiku perjalanan kali ini cukup berat.

Jika keberangkatan pertamaku berbentuk petualangan sebab aku belum tahu apa yang akan aku hadapi, kali ini aku berangkat dengan sebuah tanggungjawab yang harus aku selesaikan.

Jika keberangkatan pertamaku dibersamai oleh teman-teman seperjuangan, keberangkatanku kali ini hanya sendiri. Bukan, bukan karena tidak ada teman lagi. Hanya saja jalan mengejar mimpi kita yang sudah berbeda.

Jika harus menjawab, mungkin jawabanku adalah tidak siap. Karena membayangkan beratnya rasa “ingin pulang” di tanah rantau saja sudah membuatku menangis, bagaimana pula aku akan kembali merantau?

Tapi tidak begitu dengan jawaban Allah. Berkali-kali aku minta ditunjukan, berkali-kali pula aku diyakinkan untuk kembali dan menyelesaikan apa yang sudah aku mulai kemarin. Tak ada jalan lain; Allah benar-benar tidak memberikanku opsi lain.

Di satu sisi aku bersyukur karena tak perlu bingung memilih, toh jawabannya hanya ada satu. Tapi di sisi lain aku juga ragu kalau diri ini bakal mampu ngehadepin apa-apa yang akan terjadi ke depannya. Aku rasa, aku terlalu lemah untuk semua itu.

Namun selayaknya kembali berangkat adalah jawaban yang paling tepat dari Allah, bukankah begitu juga seharusnya aku serahkan diri ini kepadaNya? Aku gak siap, dan aku yakin aku gak akan pernah siap jika hanya mengandalkan diri sendiri.

Maka jika memang aku lemah, biarkan kedepannya Allah yang kuatkan. Jika aku belum siap, biar kedepannya Allah yang bantu. Jika aku takut, biar kedepannya Allah yang temani di sepanjang perjalanannya.

Bukan perkara mudah memang, tapi aku yakin ini jauh lebih baik dibanding harus mengandalkan keputusan diri sendiri yang bahkan gak bisa tahu hari esok akan seperti apa.

Dan di sinilah aku sekarang. Dengan hati yang entah sebenarnya sudah siap atau belum, tapi Allah lapangkan. Allah yakinkan aku untuk terus berjalan, meski berat rasanya.

Sejak pengalaman ini aku jadi yakin bahwa pada akhirnya siap-tidak siap adalah perasaan yang cenderung relatif aja. 

Mau itu siap ataupun tidak, jika sudah Allah langsung yang arahkan, pasti kita juga sudah dibekali oleh kemampuan; tinggal apakah mau mengusahakannya atau tidak.

Sekian dulu untuk hari ini. Kalau ada kebaikan yang kalian dapat, aku akan sangat senang jika kalian juga membagikannya ke sekitar kalian. Sampai jumpa di kesempatan berikutnya!

Komentar