Jangan Jadi Diri Sendiri

Sumber: pinterest.com

Seringkali kita mendengar nasihat untuk “Menjadi diri sendiri”. Tapi aku rasa nasihat ini cukup rancu, karena dibeberapa kesempatan, kalimat ini malah dijadikan seseorang pembenaran atas karakter dirinya yang kurang mengenakan bagi orang lain, “Maklum ya aku emang gini orangnya”.

Seperti yang aku alami baru-baru ini misalnya, dan kalian tahu apa reaksiku? “YA COBA UBAH LAH!” yang sayangnya cuma bisa tersampaikan di dalam hati aja;)

Tapi dari kejadian ini aku jadi merenung, mungkin nasihat “Jadilah diri sendiri” adalah nasihat yang kurang tepat, karena kalau begitu, bukankah kita tidak akan bertumbuh?

Sebab bertumbuh bisa berarti sama dengan berubah, lalu bagaimana bisa kita terus menjadi ‘diri sendiri’ disaat kita adalah makhluk dinamis yang akan terus menerus berubah?

Dibanding menjadi ‘diri sendiri’, mungkin nasihat ‘jadilah versi terbaik dari diri kita’ adalah kalimat yang lebih tepat. Karena dengan begitu, artinya kita selalu membuka peluang atas diri kita yang lebih baik lagi dan lagi kedepannya.

Dari sini juga aku jadi belajar, mungkin salah satu cara untuk membedakan apakah seseorang memiliki mental bertumbuh atau tidak adalah dengan melihat kepada siapa mereka ‘menuntut’:

Jika seseorang memiliki mental bertumbuh, maka mereka akan menuntut dirinya sendiri untuk berusaha berubah. Sedangkan mereka yang tidak, akan ‘menuntut’ orang lain untuk memaklumi dirinya.  

Tapi dari sini juga jadi muncul satu pertanyaan, bagaimana jika orang tersebut memang tidak mau mengubah karakter tersebut? Bagaimana jika menurutnya karakter tersebut bukan sesuatu yang salah di matanya?

Aku rasa akan kurang bijak jika kita langsung menilai setiap orang yang seperti itu tidak memiliki mental bertumbuh. Aku sendiri akan bilang mungkin kita hanya memiliki nilai yang berbeda saja, karena bagiku ‘karakter tersebut’ bisa diubah dan menurut dia tidak, berarti kita tidak memiliki nilai yang sama.

Menurutku dengan memahami konsep ini, kita akan bisa punya boundaries yang baik dengan sekitar kita. Karena kita tidak akan memaksa orang lain untuk berubah jika memang itu bukan yang dia inginkan, dan kita juga tidak perlu memaksakan diri kita untuk mentoleransi sesuatu yang menurut kita masih bisa diubah.

Pun mungkin begitu juga sebaliknya, jika kita memiliki suatu karakter yang menurut kita sudah yang terbaik tapi orang lain memaksa kita untuk berubah, mungkin kita bisa menganggapnya hanya sebuah perbedaan nilai yang tidak perlu dipaksakan antara satu sama lain?

Entahlah. Tulisan kali ini masih penuh dengan kata ‘mungkin’, karena baru berupa opini yang muncul dari satu kejadaian aja. Tapi apapun itu, semoga tetap ada manfaat yang bisa kalian ambil.

Sekian dulu untuk hari ini. Kalau ada kebaikan yang kalian dapat, aku akan sangat senang jika kalian juga membagikannya ke sekitar kalian. Sampai jumpa di kesempatan berikutnya!

    

 

 


Komentar