![]() |
Sumber: Pinterest.com |
Masih lanjut dari kisah Bill Gates, di tahun 1991 sang ibu sangat ingin Bill
Gates menemui Warren Buffett, padahal saat itu mereka berdua gak kenal sama
sekali. Meski ragu, Bill Gates tetap menemui Warren Buffet dalam sebuah jamuan
makan, yang akan berakhir menjadi sebuah pertemanan.
Dari pertemuan tersebut Bill Gates sangat terkesan dengan percakapan yang
terjadi di antara keduanya. Karena sepanjang diskusi, Warren Buffett banyak bertanya
tentang bagaimana sekiranya masa depan Microsoft, yang saat itu masih sebuah
perusahaan rintisan.
Bill Gates sendiri bilang sudah sejak lama dia sangat ingin bertemu dengan
orang yang seperti ini; seseorang yang memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membuatnya
berkembang, dan Warren Buffett menjadi orang pertama yang melakukan hal tersebut
kepadanya.
Dari pertemuan itulah akhirnya mereka menjadi teman dekat. Saling
memengaruhi satu sama lain, entah itu dalam konteks bisnis, ataupun personal.
Bahkan Bill Gates sendiri mengakui bahwa setelah ia bertemu dengan Warren
Buffett, ia jadi punya banyak ide tentang bagaimana harus mengembangkan
Microsoft kedepannya.
Dari sanalah akhirnya aku belajar tentang seberapa pentingnya punya teman
dekat yang bisa membantu kita bertumbuh. Mungkin kita semua sudah sadar tentang
poin ini; kalau kita harus menemukan teman yang tepat.
Tapi di lain sisi, pernahkah kalian terpikir kalau mau menemukan teman yang
tepat, kita perlu untuk menjadi ‘tepat’ terlebih dahulu?
Bill Gates datang ke Warren Buffett dengan keadaan sudah membawa value yang
sama; sama-sama sedang menumbuhkan ‘aset’ mereka. Tapi bayangkan jika Bill
Gates datang bukan sebagai siapa-siapa, “Aku hanya datang karena ibuku
menyuruhku, dan aku hanya mengikuti katanya”
Apakah Warren Buffett akan memberikan reaksi yang sama dengan menemuinya
sebagai pendiri Microsoft? Aku yakin tidak.
Begitu juga dengan kita, mungkin kita belum dipertemukan dengan mereka yang
bisa membantu kita bertumbuh karena memang kita sendiri yang masih dalam mode
tidak mau bertumbuh, secara sadar maupun tidak.
Seperti misal kita ingin berteman dengan mereka yang tepat waktu, tapi kita
sendiri adalah orang yang selalu telat. Iya memang kita mau berteman dengan
mereka, tapi apakah mereka mau berteman dengan kita?
Mungkin kita masih berada di sekitar mereka yang toxic karena kitapun juga toxic,
hanya saja kita tidak sadar akan hal itu.
Intinya aku jadi belajar, untuk bisa mencari teman yang berkualitas, ternyata
kita juga harus menjadi seseorang yang berkualitas, atau
setidaknya berproses ke arah sana.
Sekian dulu untuk hari ini. Kalau ada kebaikan yang kalian dapat, aku akan sangat senang jika kalian juga membagikannya ke sekitar kalian. Sampai jumpa di kesempatan berikutnya!
Komentar
Posting Komentar