Belajar dari Dokumenter 03: Normalisasi Penolakan

Sumber: pinterest.com

Di tulisan sebelumnya aku sempat singgung kalau Bill Gates mengerjakan beberapa proyek kemanusiaannya sendiri, seperti menghilangkan penyakit polio salah satunya. Selain proyek tersebut ia juga mengerjakan proyek lain, yaitu ingin menghilangkan penyakit diare, yang masih menjadi penyebab utama kematian warganya di beberapa negara.

Idenya adalah dengan mengembangkan sebuah toilet yang tidak memerlukan air serta energi eksternal lainnya. Tak hanya sampai di situ, kotoran yang masuk ke toilet ini juga akan bisa diubah menjadi air bersih yang siap diminum. Sehingga warga sekitar akan memiliki toilet yang tidak menghasilkan limbah, sekaligus akan memiliki sumber air bersih juga.

Namun untuk bisa merealisasikannya tentu proyek ini membutuhkan banyak biaya serta tenaga kerja yang memumpuni. Karena alasan inilah Bill Gates menghubungi banyak universitas; mengajak mereka bekerjasama untuk mengembangkan teknologi ini.

Tapi kalian tahu apa yang Bill Gates dapatkan dari permintaan kerjasamanya tersebut? Nol, alias gak ada.

Jujur awalnya aku kira orang sekelas Bill Gates yang istilahnya, siapa sih yang gak respect sama hasil karyanya? akan mudah saja untuk mengajak kerjasama pihak lain. Apalagi dirinya, pun karyanya, sudah dikenal oleh orang sedunia.

Tapi ternyata tidak. Dari puluhan ajakan kerjasama tersebut, Bill Gates tidak mendapatkan satupun jawaban. Atau kalaupun dapat, hanya berisi permintaan maaf karena belum bisa melakukan kerjasama.

Namun uniknya Bill Gates tidak menjadikan hal tersebut masalah, bahkan dalam dokumenternya salah satu karyawannya sampai bilang, “Penolakan dari banyak pihak tersebut tidak menjadikan semangatnya berkurang sedikitpun”

Kata Bill Gates masih banyak hal lain yang bisa dicoba, aku lupa akhirnya gimana, tapi ia berhasil menciptakan toilet tersebut; toilet yang bisa merubah kotoran menjadi air siap diminum.

Melihat ini jadi salah satu evalusi tersendiri untuk aku. Bagaimana selama ini penolakan kecil saja sudah bisa menghancurkan semangat, sampai rasa-rasanya ingin menyerah saja.

Padahal kalau penolakan kecil saja sudah membuat kita berhenti bergerak, bagaimana kita akan mampu berkarya lebih besar lagi, bukan?

Karena mau sampai kapanpun, mau kita sehebat Bill Gates sekalipun, penolakan masih akan tetap harus kita hadapi; tinggal bagaimana sekarang kita belajar, agar nanti saat dihadapkan dengan penolakan, kita bisa menyikapinya dengan tepat.

Sekian dulu untuk hari ini. Kalau ada kebaikan yang kalian dapat, aku akan sangat senang jika kalian juga membagikannya ke sekitar kalian. Sampai jumpa di kesempatan berikutnya!

 

Komentar