Belajar dari Dokumenter 02: Hidup Sebagai Solusi Bagi Orang Lain

Sumber: pinterest.com

Di episode pertama serial dokumenternya Bill Gates sempat ditanya, “Apa yang kamu takuti?”

“Jika otakku berhenti bekerja”, begitu jawabnya.

Bill Gates sendiri sudah tidak bekerja di Microsoft sejak 2008. Meski begitu, ada banyak hal yang masih tetap ia lakukan setelahnya. Terutama dedikasinya dalam menciptakan solusi untuk masalah tertentu; seperti penyakit polio di Nigeria misalnya.

Jika kebanyakan orang kaya mungkin hanya akan memberikan uang saja sebagai bentuk donasi, pada kasus ini dan juga beberapa kasus lainnya Bill Gates sendiri yang turun tangan dari mulai memikirkan pokok masalahnya, mencari solusi, sampai merealisasikan solusi tersebut.

Solusinya pun bukan sekedar solusi yang bisa direalisasikan besok atau lusa, ada penelitian yang perlu ditempuh bertahun-tahun terlebih dahulu, uji cob aini dan itu, baru sampai akhirnya solusi tersebut bisa diaplikasikan.

Ia pakai waktunya siang-malam untuk memikirkan solusi, merekrut orang-orang professional dalam bidangnya, mengalokasikan dana ratusan miliar dolar untuk penelitian, dan banyak hal lainnya yang ia lakukan untuk menyelesaikan masalah, yang bahkan bukan miliknya sendiri.

Sangat menggambarkan definisi dari “dedikasi”, bukan?

Dari situ aku jadi merenung, bukankah seharusnya ini tanggung jawab kita sebagai muslim ya? Sebagai khalifah fil ardh yang tugasnya adalah menjaga keseimbangan serta kemakmuran bumi? Tapi lihatlah siapa yang berperan sekarang…

Seseorang yang bahkan kita tidak tahu apakah ia percaya akan adanya akhirat atau tidak; apalagi pahala dan surga?

Bukankah menyedihkan, mereka yang tujuannya hanya sekedar dunia, yang bahkan bisa saja harta dan waktu luangnya ia nikmati untuk berfoya-foya atau sekedar bersantai seumur hidupnya, malah rela mengorbankan banyak hal untuk menyelesaikan masalah milik orang lain.

Bagaimana dengan kita yang percaya dengan janji surga dan segala pahala yang akan dilipatgandakan, bukankah seharusnya kita yang maju paling depan, memaksimalkan segala potensi yang kita punya untuk mencari solusi bagi masalah-masalah tersebut?

Apakah di akhirat kelak kita tidak akan malu saat menghadap tuhan; bagaimana bisa kita yang mengejar akhirat tapi usahanya tidak seberapa jika dibandingkan dengan mereka yang hanya mengejar dunia?

Dari sini aku jadi belajar untuk memiliki mentalitas solusi. Memaksimalkan segala sesuatu, entah itu kemampuan ataupun harta titipan, untuk bisa jadi solusi bagi orang lain, setidaknya 1-2 orang yang ada di sekitar kita sekarang.

Iya pasti prosesnya tidak akan mudah. Tapi tidak mudah bukan berarti tidak mungkin:

Semoga aku dan kalian bisa memiliki mentalitas solusi tersebut, sehingga di manapun kita berada nantinya, kita selalu bisa menjadi manfaaat bagi sekitar.

Sekian dulu untuk hari ini. Kalau ada kebaikan yang kalian dapat, aku akan sangat senang jika kalian juga membagikannya ke sekitar kalian. Sampai jumpa di kesempatan berikutnya!

 

Komentar

  1. mentalitas solusiii, tertampar dibagiann iniii. thankyou penulisss

    BalasHapus

Posting Komentar