Di kelas yang lagi aku ikuti kali ini, kita sempat belajar tentang
penerimaan sedikit lebih dalam. Tentang bagaimana kita bisa kehilangan, jika
sejak awal kita tidak pernah memiliki apapun?
Kalimat yang rasanya mudah untuk diucap, tapi tentu tidak mudah dalam
prakteknya. Dokter Lia menjelaskan bahwa respon kita atas sesuatu sangatlah
berpengaruh terhadap hormon apa yang akan tubuh kita keluarkan.
Seperti misal saat dihadapkan pada suatu perkara lalu kita meresponnya
dengan penolakan, maka tubuh kita akan menghasilkan hormon stress. Sebaliknya
jika kita meresponnya dengan penerimaan, horman yang akan tubuh kita hasilkan
adalah hormon bahagia.
Namun sayangnya respon sendiri adalah reflek, sikap instant yang
langsung tubuh kita ambil saat kejadian; yang keputusannya dipengaruhi oleh
alam bawah sadar. Lalu bagaimana bisa memiliki reflek penerimaan dalam merespon
setiap takdir?
Di sesi kelas kemarin kita sebagai peserta sempat diminta untuk menggenggam
HP, lalu letakan HP tersebut di atas meja, terakhir kita diminta untuk melepaskan
genggaman tangan. Apakah kita kehilangan sesuatu saat melepas genggaman
tersebut?
Tentu tidak, karena sejak awal HP yang sebelumnya berada dalam genggaman
sudah kita letakan terlebih dahulu.
Maka selayaknya kita yang akan kehilangan HP jika HP tersebut masih berada
dalam genggaman, begitu juga apa-apa yang masih berada dalam genggaman hati
kita.
Jadi sebenarnya respon penerimaan selalu bisa kita siapkan dari sekarang,
dengan mulai belajar meletakan apa-apa yang memang sebenarnya sejak awal tidak
patut hati kita genggam.
Karena apa yang akan hilang dari kita, jika sejak awal tidak ada satupun hal
yang benar-benar kita miliki?
Sekian dulu untuk hari ini. Kalau ada kebaikan yang kalian dapat, aku akan sangat senang jika kalian juga membagikannya ke sekitar kalian. Sampai jumpa di kesempatan berikutnya!
Komentar
Posting Komentar