Aku pernah cerita kalau aku kurang suka dengan konsep sekolah, termasuk juga
kuliah. Salah satu keputusanku akhirnya kuliahpun karena ingin memenuhi keinginan
orang tua, dan keinginan berpetualangku yang bisa terpenuhi dengan pergi ke
negara baru.
Makanya pas kuliah ini aku pilih D3 dengan durasi 2 tahun, yang menurutku
sudah cukup memuaskan bagiku maupun orang tua.
Urusan kerja nanti? Biarlah, toh kalau rejeki pasti ada aja kesempatan. Setidaknya
begitu yang aku pikirkan dulu saat mengambil keputusan.
Tapi sejak beberapa minggu yang lalu, setelah ibukku sempat bahas seberapa
susahnya di Indonesia lulusan S1 dapat pekerjaan; apalagi aku yang akan cuma
jadi lulusan D3 di luar negeri pula? Aku mulai meragukan keputusanku.
“Apakah langkah yang aku ambil sudah benar? Apakah aku perlu merubah
haluan?”
Keraguan ini aku bawa sampai kunjunganku ke Bursa. Jawaban temanku cukup
sederhana, “Sudah bagus kok, kan yang penting punya tujuan”.
Jleb. Iya juga ya. Ekspresinya yang tak mengandung keraguan saat mengatakan
kalimat tersebut membuatku yakin bahwa menurutnya tak ada yang salah dengan
tujuanku… lalu kenapa harus aku yang ragu dengan tujuanku sendiri?
Katanya, kalau memang tujuan utamaku ke Turki untuk berpetualang, ya
sekalian saja maksimalkan. Justru yang salah adalah ketika kita ragu dan jadi
setengah-setengah saat mengusahakan sesuatu, apalagi itu tujuan kita sendiri.
Sepulangnya dari sana aku langsung memaknai kembali tujuan hidupku. Iyaya,
apa sebenarnya alasan aku harus ragu dengan tujuanku sendiri?
Benar kata aku saat memutuskan ini di awal, pasti akan ada aja kesempatan
kerja kalau memang rezeki. Lalu soal kuliah? Toh aku selalu mengusahakan yang
terbaik meski dengan niatan agar jalan-jalanku lancar. Aku tidak meninggalkan
kewajibanku, jadi kenapa aku harus merasa salah?
Malam itu akhirnya aku kembali dengan keadaan yakin dengan keputusan hidup
yang sudah aku ambil. Bahkan dengan semangat yang lebih berapi, siap
merealisasikan kembali segala keinginan yang kemarin sempat aku ragukan
Dari sini aku belajar, seringkali kita menjadi yang paling ragu dengan
keputusan kita sendiri. Kita ragu sehingga tidak mengusahkannya dengan
maksimal. Padahal kunci utama dari tercapainya sesuatu adalah keyakinan diri
sendiri.
Lalu jika kita sendiri pemilik keputusan tersebut ragu, bagaimana akan
tercapai, bukan?
Sekian dulu untuk hari ini. Kalau ada kebaikan yang kalian dapat, aku akan sangat senang jika kalian juga membagikannya ke sekitar kalian. Sampai jumpa di kesempatan berikutnya!
Komentar
Posting Komentar