Memungut Hikmah 07: Di Balik Kalimat “Sekali Ini Saja”

 

source: pinterest.com

한번만

Kalimat yang pasti udah gak asing bagi kalian yang suka nonton drakor. Buat yang belum tahu, kalimat ini artinya “Sekali ini saja”, kalimat yang biasa digunakan saat seseorang sedang membuat permohonan kepada orang lain. Permohonan tersebut biasanya akan berhubungan dengan harta atau nyawa.

Aku seringkali sedih setiap lihat adegan ini di drama. Pertama karena pemahaman mereka yang menjadikan harta dan nyawa berada di atas harga dirinya sebagai manusia dan kedua karena sistem negara yang memaksa mereka menjadi seperti itu.

Saat berusaha melihatnya dari sudut pandang tokoh di drama, aku paham. Karena bagi mereka harta dan nyawa lebih penting dari sekedar harga diri, makanya mereka rela merendahkan diri di depan manusia lain; demi bisa mendapatkan di antara kedua hal tersebut.

Aku jadi semakin kagum, ternyata kita sebagai muslim sungguh spesial ya. Harta dan nyawa kita sudah terjamin di tanganNya. Dua hal yang bisa sampai membuat orang lain menggadaikan harga dirinya, bagi kita sudah Allah jamin agar kita tidak perlu merendahkan diri di hadapan manusia lain.

Sebuah konsep yang jika diterapkan akan membuat kita tenang, sekaligus menjadikan kita manusia yang bermatabat.

Sebab jika kita paham bahwa rezeki kita tidak mungkin tertukar dengan orang lain, termasuk di dalamnya harta, maka kita tidak akan memaksakan kehendak apalagi sampai merendahkan diri untuk bisa mendapatkan harta lebih dari orang lain.

Jika kita paham bahwa nyawa kita ada di tanganNya. Maka kita tak akan mengemis belas kasihan dari orang lain, hanya demi terselamatkannya nyawa kita.

Berarti kalau terancam kita tidak boleh melawan? Bukan, bukan begitu maksudnya.

Kalau keadaannya terancam, maka sudah sepatutnya kita membela diri. Tapi maksud mengemis nyawa di sini adalah bentuk kita mencari perlindungan kepada selainNya.

Misalnya gini, kita adalah seorang pejuang yang tertangkap oleh penjajah. Dibanding mengemis nyawa dengan berlutut di hadapan penjajah, sikap yang seharusnya kita ambil adalah tetap berdiri tegak meski harganya adalah nyawa. Sebab kita tahu, dengan berlutut di hadapan penjajah justru akan menjadikan nyawa kita tidak berharga lagi.

Dari adegan yang sering terjadi di drakor ini aku jadi belajar bahwa ternyata konsep jaminan rezeki dan nyawa bukan hanya sekedar untuk membuat kita tenang, melainkan juga untuk menjaga harga diri kita. Allah mau kita sebagai hambaNya tunduk dan merendahkan diri hanya di hadapanNya, bukan yang lain.

Sekian dulu untuk hari ini. Kalau ada kebaikan yang kalian dapat, aku akan sangat senang jika kalian juga membagikannya ke sekitar kalian. Sampai jumpa di kesempatan berikutnya!

Komentar