Beberapa waktu lalu aku iseng buat bacain ulang tulisan-tulisanku sendiri di
blog. Dan tanpa sadar aku mulai mengomentari tulisan demi tulisan,
“Kok kayaknya bagian ini kurang enak dibaca ya?”
“Kok kayaknya kalimat yang ini kurang tepat ya?”
Sampai pada akhirnya ditutup dengan, “Apa aku belum layak untuk sharing
tulisanku ya?”
Statement bahaya yang mana kalau di lanjutin bisa berujung aku yang memilih
untuk nyerah dan gak lagi berbagi tulisan di blog. Padahal kalau dipikir-pikir,
kenapa? Kenapa kemarin aku memulai dan kenapa pula sekarang harus nyerah?
Aku jadi ingat salah satu kutipan, lupa dari buku apa, yang bilang kalau insecure
itu mutlak. Siapapun pasti bakal ngerasain yang namanya insecure, cuma
dalam hal yang berbeda aja.
Gak mungkin ada seseorang yang hidup tanpa rasa insecure, dan dari
bagaimana masing-masing orang dalam menyikapi rasa insecure tersebut
lah yang akan membedakan satu orang dengan yang lainnya; apakah ia tenggelam
dalam rasa insecure atau maju melakukan perubahan?
“Berarti kalau aku turutin rasa insecure atas tulisanku sekarang
dan memilih untuk berhenti, rasa insecure yang akan aku rasakan di
kemudian hari bakal terus sama dengan rasa insecure yang aku rasakan
sekarang, dong? Toh kan aku gak berkembang.” Begitu kesimpulanku.
Maka kupikir memilih untuk terus bergerak adalah pilihan terbaik; berjalan
bersama insecure yang sedang aku rasakan. Mungkin dalam perjalanannya
rasa tersebut akan hilang, lalu datang lagi, lalu hilang lagi, lalu datang
lagi. Entahlah berapa kali akan kembali datang, tapi satu yang aku tahu pasti: insecure
tersebut juga sudah berkembang.
Sebab jika kita terus bergerak, kemampuan kita akan berkembang. Jika
kemampuan kita berkembang, rasa insecure yang akan kita rasakan selanjutnya
tidaklah mungkin sama dengan yang sebelumnya, alias ikut berkembang.
Jadi setelah dipikir-pikir lagi, tak ada salahnya juga ya merasa insecure?
Asal dimulai dulu aja, meski harus dijalani dengan insecure. Jika
nanti kembali terhenti karena insecure muncul, mulai saja lagi. Jika terhenti
lagi, mulai lagi. Begitu terus sampai kita sadar, bahwa kemampuan kita yang sekarang
sudah jauh lebih baik dari saat pertama kali kita merasa insecure.
Teruslah berjalan sampai kita bisa menerima bahwa insecure adalah
teman dalam berkembang. Sebab tanpa insecure, kita tidak akan punya
dorongan untuk menjadi lebih baik.
Jadi gimana? Kalian lagi insecure soal apa sekarang?
Sekian dulu untuk hari ini. Kalau ada kebaikan yang kalian dapat, aku akan sangat senang jika kalian juga membagikannya ke sekitar kalian. Sampai jumpa di kesempatan berikutnya!
Komentar
Posting Komentar