![]() |
https://pin.it/60tGSN4 |
Pernah ada yang bahas kalau genre drakor yang lagi rame akhir-akhir ini
adalah tentang balas dendam. Selain karena jalan ceritanya yang seru, balas
dendam sendiri cukup mewakili “ego” banyak orang. Mungkin kita lagi gak punya
dendam sama siapa-siapa, tapi kayaknya seru aja gitu buat dukung si tokoh
utama.
Dari kebanyakan drakor yang aku tonton, biasanya alasan di balik balas
dendam yang terjadi adalah karena targetnya ini pelaku pembunuhan. Entah itu
keluarga atau orang terdekatnya yang terbunuh, dia merasa gak puas dengan cara
kerja penegak hukum atau bahkan hukumnya itu sendiri dalam mengadili si
pembuhuh.
Bayangkan saja kalau misalkan salah satu anggota keluarga kalian ada yang
dibunuh, lalu pembunuh tersebut hanya dihukum ‘seadanya’? Aku yakin kalian
pasti bakal emosi! Aku pun begitu. Dan gak menutup kemungkinan kalian bakal
punya keinginan untuk balas dendam langsung kepada si pelaku.
Begitulah yang digambarkan dalam banyak drakor. Mereka merasa bahwa si
pembunuh harusnya bisa mendapatkan pembalasan yang lebih layak dibanding
sekedar penjara beberapa tahun. Jika negara tidak bisa memberikannya, maka
mereka akan membalaskannya sendiri. Meskipun harus menanggung resiko yang tidak
kecil.
Inilah kenapa pemerintahan islam memiliki hukum qishas sebagai solusi. Selain
memberi efek jera kepada orang lain, qishas juga berfungsi untuk menenangkan
keluarga dan kerabat korban. Sehingga tak akan ada yang namanya balas dendam
karena merasa hukum yang berlaku belum cukup adil.
Iyalah. Bayangkan saja pelaku yang membunuh salah satu orang kesayangannya
masih bisa hidup tenang seperti tidak terjadi apa-apa setelah keluar dari
penjara? Wajar jika keluarga dan kerabat korban merasa tidak adil. Di sinilah
baiknya Allah, mengerti bahwa ada rasa di dalam hati manusia yang perlu
dipenuhi keinginannya.
Toh dalam islam kalaupun keluarga korban mengikhlaskan, hukum qishas bisa
tidak dijalankan. Tapi kan yang bahaya kalau sampai keluarga korban menyimpan
dendam, bisa jadi yang rusak gak cuma satu dua orang aja, tapi keseluruhan
keluarga. Kayak yang diperlihatkan oleh drakor-drakor.
Mungkin di awal hukum qishas akan terdengar sadis, tapi faktanya fitrah kita sebagai manusia akan mengakui bahwa kita butuh sebuah hukum yang cukup efektif untuk menghukum para pembunuh. Sebab kerusakan yang dapat ditimbulkan tidak hanya akan merusak keluarga korban saja, tapi semua yang merasa sakit hati atas terbunuhnya orang tersebut; bisa se-RT, sekelurahan, seprovinsi, entahlah bisa seberapa banyak.
Aku sendiri sebagai penonton drakor ikut merasakan beratnya
dendam yang diderita oleh tokoh utama, makanya bisa sampai berempati dan bahkan
mendukung aksi balas dendam mereka. Lalu bagaimana dengan mereka yang
benar-benar merasakannya di dunia nyata?
Aku yakin konsep qishas akan menjadi solusi terbaik bagi mereka. Sebab
efeknya yang tidak hanya memberikan efek jera terhadap pelaku, tapi juga akan
menenangkan hati mereka sebagai keluarga korban.
Sekian dulu untuk hari ini. Kalau ada kebaikan yang kalian dapat, aku akan sangat senang jika kalian juga membagikannya ke sekitar kalian. Sampai jumpa di kesempatan berikutnya!
Komentar
Posting Komentar