![]() |
https://pin.it/5qAmcFE |
Baru aja kemarin aku ketemu temen lama yang aku sendiri gak nyangka bakal ketemu lagi. Yang selalu aku kagumi dari dia adalah kemampuannya menjuarai MHQ, padahal sekolahnya SMA negeri, pun sekarang kuliahnya umum.
Menarik, bukan?
Makanya waktu kemarin ketemu aku sempetin untuk ngulik persoalan murojaah. Dan setelah kita ngobrol, lebih tepatnya mendengar dia bercerita, perspektifku mengenai murojaah cukup banyak berubah.
Dalam ceritanya dia bilang, seringkali saat lomba, ada beberapa peserta yang kalau gagal dalam menjawab soal setelahnya akan ‘mengeluh’: “Padahal murojaahku sudah banyak” “Padahal bagian ini sudah aku murojaah” “Padahal aku sudah yakin bakal bisa” dan lain semacamnya.
Temanku bilang, “Iya aku akui murojaah mereka cukup banyak. Bahkan seringkali aku merasa gak pantes ada di sini. Siapa aku? dibandingin dengan mereka, waktu yang aku sisihkan untuk murojaah gak seberapa. Aku bahkan gak yakin kemampuanku memumpuni untuk ini. Kalo bukan karena Allah, aku yakin pasti gak akan bisa sampai di titik ini.” Kurang lebih begitu katanya.
Lalu saat perjalanan pulang aku mulai sadar. Bagaimana…. bagaimana jika murojaah kita sebenarnya tak pernah ada hubungannya dengan hafalan yang kita punya?
Sudah terbukti kalau banyaknya waktu murojaah tidak menjadikan hafalan seseorang sempurna. Pun demikian sebaliknya, sedikitnya waktu murojaah tidak menjadikan seseorang mustahil untuk memiliki hafalan yang kuat.
Karena kalau dipikir-pikir, iya juga. Siapa kita mau mengandalkan effort diri sendiri untuk hafalan quran yang kita miliki?
Bukan berarti aku membenarkan untuk sedikit murojaah. Tapi bagaimana jika poin murojaah bukan ada pada banyaknya waktu, melainkan ketulusan niat kita untuk meraih ridhoNya? Sebab kalau Dia sudah ridho, bukankah berapa pun jumlah hafalannya akan Dia ‘berikan’?
Iya salah satu tujuan murojaah memang untuk jaga hafalan. Tapi konsep ini mengajarkan aku untuk tidak menyandarkan hasilnya pada usaha kita sendiri; sebab jika gagal kita akan kehilangan motivasi, sedangkan jika berhasil kita akan bangga kepada diri sendiri.
Padahal kalau tujuan kita adalah untuk meraih ridhoNya, bagaimana pun keadaan hafalan yang kita miliki, kita akan tetap murojaah; tanpa menyalahkan, ataupun bangga diri.
Semoga kita semua termasuk dalam bagian dari mereka yang mampu istiqomah. Aamiin yaa rabb.
Sekian dulu untuk hari ini. Kalau ada kebaikan yang kalian dapat, aku akan sangat senang jika kalian juga membagikannya ke sekitar kalian. Sampai jumpa di kesempatan berikutnya!
Komentar
Posting Komentar