Apa yang Aku Pelajari dari Sejarah Industri Kpop?

Sumber: pinterest.com

Jadi ceritanya akhir-akhir ini aku lagi suka banget ikut kelasnya Sajangnim a.k.a Fuadh Naim. Biasanya aku ikut kelas beliau yang di luar bahasan Kpop, karena aku sendiri bukan yang terlalu kenal sama Kpop. 

Tapi kelas yang kali ini cukup menarik, karena bakal bedah MV, film, sampai drama dari sisi videografis sajangnim orang perfilman btw. Jadilah aku pikir ya kenapa engga. Apalagi yang paling aku suka dari kelas beliau adalah cara ngajarnya yang bisa jelasin materi berat jadi mudah dipahami dan tetap terperinci.

Jadi kupikir, “Toh kalau pun aku ga cocok sama materinya, aku tetep bakal bisa belajar gimana cara menerangkan sesuatu secara sederhana dari beliau.”

Hari pertama dimulai dengan belajar tentang awal mula industri Kpop terbangun. Dibuka dengan penjelasan, bahwa belajar sejarah itu penting. Semakin baik seseorang belajar sejarah, akan semakin baik pula mereka dapat memproyeksikan masa depan. 

Di titik itu aku bertanya-tanya, mungkin pernyataan ini akan sangat cocok saat aku belajar sirah (sejarah nabi dan para sahabat), tapi sejarah industri hiburan? Apakah pernyataan ini akan berlaku sama?

Materi dimulai dengan penggambaran seberapa sulitnya bagi orang-orang Korea generasi 90an awal terjun ke industri hiburan. Sampai singkat cerita, pada akhirnya negara Korea sendiri yang melihat industri hiburan ini dapat dijadikan sebagai peluang untuk mengenalkan Korea kepada dunia.

Dari sanalah dimulai pertumbuhan idol, drama, dan acara-acara TV Korea lainnya yang semakin lama semakin dikenal luas oleh seluruh dunia. Pertanyaannya satu, kenapa? Kok bisa musik pop yang awalnya dipandang sebelah mata oleh negara, sekarang justru bisa jadi sumber pemasukan terbesar bagi negara?

Ternyata jawabannya ada pada karya yang dapat mengikuti perkembangan zaman. Bagaimana sejauh ini industri Kpop selalu bisa mengikuti perkembangan zaman dan teknologi, mereka terus memperbarui metode ‘penjualannya’. Teknologi cepat berubah, begitu juga mereka dalam mengolah karyanya.

Poin ini bisa menjadi pengingat besar bagi kita, siapapun yang sedang ataupun mau berkarya. Seringkali banyak dari kita merasa sudah melakukan yang terbaik, padahal kenyataannya kita baru asal berkarya saja, alias tidak sambil membaca situasi media sekarang seperti apa; 

kira-kira tren apa yang sedang disukai pasar? Model penyampaian seperti apa yang sedang digemari pasar? Tulisan seperti apa yang senang dibaca oleh pasar? Video seperti apa yang sedang banyak ditonton oleh pasar?

Termasuk juga untuk aku yang sedang terjun ke dunia media ini.

Selain tentang penyampaian, aku juga belajar tentang bisnis. Melihat bagaimana Lee Soo-man membangun SM sebagai pionir agensi pada masanya, ada suntikan semangat tersendiri mendapatkan gambaran bagaimana berkembangnya bisnis yang baik dimulai dengan perencanaan yang baik pula mengingat bagaimana Lee Soo-man sampai membuat buku panduan untuk para idol dan karyawan-karyawannya.

Iya benar, ternyata belajar sejarah tidak pernah sia-sia. Belajar sejarah memudahkan aku dalam memproyeksikan masa depanku sendiri, setidaknya begitu yang aku dapatkan dari belajar sejarah industri hiburan Korea kali ini.

Sekian dulu untuk hari ini. Kalau ada kebaikan yang kalian dapat, aku akan sangat senang jika kalian juga membagikannya ke sekitar kalian. Sampai jumpa di kesempatan berikutnya!


Komentar