Tiba-tiba Vietnam, lagi

Perjalanan kali ini dimulai dari telepon di senin siang dari partner kerjaku, kukira telepon buat update kerjaan aja. Ternyata di akhir dia cerita kalau temannya lagi ada yang butuh penerjemah, karena dia harus visit pabrik di Vietnam dan yang harusnya ikut dia jadi penerjemah tiba-tiba sakit.

Aku bilang Bahasa Inggrisku gak seberapa, untuk baca dan dengar masih bisa, tapi kemampuan percakapanku terbatas. Kalau dia gak masalah dengan itu, aku pun gak masalah ikut ke Vietnam. Ternyata dianya gak masalah sama sekali, jadilah di hari itu juga aku langsung ngasih data paspor dan lain-lain buat diurus.

Selasa tiket issued, packing, dan rabu pagi berangkat. Rasa-rasanya kayak belum ada jeda buat napas dan renungin semuanya. Tapi di waktu yang sama, aku tahu aku sedang menghidupi impianku sendiri; ini jadi perjalanan ke luar negeri GRATIS pertamaku, bahkan dibayar!

Kalian tahu ini acara apa? Acara kumpulan CEO, direktur utama, dan founder dari berbagai bisnis rental di Indonesia berkumpul. Mereka diundang oleh salah satu perusahaan mobil asal Vietnam untuk visit pabrik mereka, dan ya sekalian diskusi soal kerjasama bisnis juga.

Iya aku tahu aku sendiri lagi jadi penerjemah direktur utama salah satu bisnis rental, tapi aku gak berekspektasi rental lainnya adalah rental-rental super besar di Indonesia yang udah punya ribuan mobil atau bahkan berbagai cabang bisnis lain.

Singkat cerita ternyata gak banyak yang harus aku terjemahin selama di sana. Karena ternyata juga, banyak keterbatasan selama pakai Bahasa Inggris. Jadilah pihak Vietnamnya menyediakan translator Bahasa Indonesia saat sesi diskusi.   

Sejujurnya aku sendiri agak merasa bersalah karena apa iya ini aku jadi makan gaji buta? Wkwk. Tapi semoga dia gak beranggapan gitu ya (aamiin banget TT).

Peranku di sana pun lebih banyak jadi bagian dari timnya si bapak founder yang lagi ngincer kerjasama dengan rental-rental mobil yang lebih besar aja. Karena menurut dia kalau dilihat dari situanya, peluang dia sendiri bukan ada di perusahaan Vietnamnya, tapi di perusahaan-perusahaan rental lain yang sudah lebih besar.

Aku yang dari 0 banget soal bisnis rental mobil dibriefing soal bisnisnya sendiri dan apa yang lagi dia cari dari rental lain. 

Masalahnya adalah… Selengkap-lengkapnya aku dijelasin, keadaan pas ngobrol dengan pengusaha lain itu beda puolll (karena ilmu mereka udah lebih luas kan, jadi pertanyaannya pun selevel itu). 

Untung aku masih paham soal bisnisnya dan berakhir lebih banyak nge-iyain aja kalau udah bahas soal model mobil (maaf banget beneran inimah TT).

Kalau dari kacamata kalian kok kayaknya kemarin itu keren banget? Aku lebih ke curiga sebenarnya ini kita cuma 2 Gen Z tanpa pengalaman yang lagi ambil keputusan sepemahaman kita aja.

Dia pebisnis dengan pencapaian luar biasanya sampai bisa diundang ke acara sebesar itu, tapi karena takut selama acara gak bisa komunikasi jadi cari penerjemah. Dan aku yang iyain aja tawaran jadi penerjemah dengan modal nekat.

Gak paham lagi, kalau bukan karena Allah yang mempertemukan… ah sudahlah.

Aku sebagai orang baru di dunia rental mobil, kemarin berasa lagi masuk ke buku. Karena semua (riil SEMUA) yang aku dengar sepanjang perjalanan adalah hal baru. 

Iya capek karena selain belajar hal baru, aku juga harus komunikasi dengan banyak orang. Apalagi ini bukan sembarang orang. Tapi bersyukurnya di saat bersamaan aku juga tetap bisa enjoy; karena topik pembahasannya ya seputar bisnis.

Dari sini aku semakin paham seberapa suka aku dengan topik bisnis. Tapi sayangnya jadi semakin yakin juga kalau aku gak bakal kuat dengan capeknya berbasa-basi sebagai seorang pebisnis.

Jadi mari kita lihat saja ke depannya, apakah yang akan menang adalah kesukaanku atas bisnis atau idealitasku yang gak suka basa-basi dengan orang lain.

Haha sekian saja ceritaku kali ini~

Komentar